Pulau Flores, Tempat Terbaik Mengamati Burung

Gagak flores, burung endemik Flores di Pulau Komodo, Manggarai Barat, NTT.

 


LABUAN BAJO – Pengamat burung internasional dari 10 negara di dunia sudah memasukkan kawasan Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, sebagai tempat terbaik mengamati burung. Pulau Flores masuk dalam peta pengamatan burung di dunia.

Sepanjang 2016, ada 80 wisatawan minat khusus, termasuk ahli burung dari Eropa, Amerika Serikat, dan Australia, yang melakukan pengamatan burung endemik Flores.

Mereka juga melakukan penelitian terhadap suara burung dan berbagai jenis burung lain.

Ada empat kawasan khusus untuk mengamati burung yang hanya ada di Pulau Flores. Tempat itu adalah kawasan bentang alam Mbeliling, Taman Nasional Komodo, Taman Wisata Alama Ruteng, dan Taman Nasional Kelimutu.

Pemandu burung Indonesia dari Lembaga Burung Indonesia, Samuel Rabenak, mengatakan bahwa kondisi alam di Pulau Flores sangat indah dan sejuk. Tempat ini cocok bagi burung sebaran terbatas dan burung-burung umumnya.

“Banyak pengamat burung yang datang di Pulau Flores untuk melihat dan mengamati burung, baik perorangan dan dengan grup,” kata anggota Amat Burung Indonesia (ABI) di Kabupaten Manggarai Barat tersebut.

Kondisi ini bukan tanpa rintangan. Masih banyak warga di sekitar kawasan hutan yang menembak burung dengan senapan angin.

Wisatawan maupun pengamat burung telah melihat langsung warga memegang senapan angin dan berada di tengah hutan demi menembak burung untuk dikonsumsi.

Rabenak mengatakan, ada empat burung endemik Flores yang menjadi daya tarik pengamat burung. Burung itu adalah kehicap flores, serindit flores, gagak flores, dan celepuk flores.

Pemandu burung lokal dan aktivis Jaga Rimba, Yovie Jehabut, mengatakan bahwa wisatawan di Flores tidak hanya ingin melihat komodo maupun rumah adat setempat.

READ  Ladang Ganja Ditemukan Di Kawasan Hutan Lindung Sibolangit

Minat khusus dan pengamat burung mengakui keunikan dan keindahan burung di Pulau Flores, khususnya di hutan Taman Wisata Alam Ruteng serta dan konservasi Banggarangga, Kabupaten Manggarai Timur.

Namun, Yovie menilai bahwa pemerintah dan warga Flores belum menyadari pentingnya menjaga keberlangsungan kehidupan burung di kawasan Pulau Flores.

Menurut dia, pemerintah maupun lembaga-lembaga terkait belum memiliki data yang berkaitan dengan jumlah dan penyebaran burung di kawasan hutan Pulau Flores.

“Saya berharap ke depannya pemerintah setempat maupun pusat memberikan perhatian serius dalam memberikan perlindungan burung yang tersebar di sejumlah kawasan di Pulau Flores,” ujarnya.

SUMBER : Kompas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Enable Notifications    Ok No thanks