Merawat Ekosistem, Pemerintah Belanda Bantu Aceh

Kementerian Luar Negeri Belanda bersama International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan World Wide Fund for Nature (WWF) Belanda

 

BANDA ACEH – Kementerian Luar Negeri Belanda bersama International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan World Wide Fund for Nature (WWF) Belanda memberikan dukungan dana kepada program konservasi hutan alam dan mangrove di tiga kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) terbesar di Aceh, yakni Peusangan, Jambo Aye, dan Tamiang (PJT).

Peresmian program Share Resources Joint Solution (SRJS) dilakukan di Banda Aceh, Rabu (18/1/2017) oleh Sekda Aceh yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Anwar Ishak, dan turut dihadiri oleh institusi pemerintahan, anggota dewan perwakilan rakyat, LSM, dan tokoh masyarakat dari wilayah Peusangan,Jambo Aye dan Tamiang.

Program yang bernama SRJS ini secara jangka panjang bertujuan untuk memastikan fungsi ekosistem tetap terjaga untuk menjamin ketersediaan air bersih, ketahanan pangan, ketahanan iklim dan kelestarian keanekaragaman hayati.

“Di seluruh Pulau Sumatera, hanya Aceh yang masih lengkap memiliki spesies payung yang dilindungi, seperti Harimau Sumatera , Badak Sumatera, Gajah Sumatera dan Orangutan. Oleh karena itu program ini sangat penting untuk menjaga kelangsungan hidup satwa tersebut dan dampaknya akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat setempat, dengan tersedianya air bersih dan udara bersih, juga mendukung ketahanan pangan ”, Ujar Direktur Sumatera dan Kalimatan WWF-Indonesia, Anwar Purwoto.

Nantinya, program ini akan berjalan selama empat tahun, yang diprakarsai oleh WWF-Indonesia berkolaborasi dengan Forum DAS Krueng Peusangan dan Balai Syura Ureueng Inong Aceh.

PJT dipilih sebagai lokasi program karena wilayah padat penduduk (sebanyak 2,3 juta warga Aceh tinggal di lanskap yang luasnya mencapai 1,6 juta hektar) dan sangat cepat pertumbuhannya. Daerah ini merupakan pusat investasi, pengembangan pertanian, perkebunan dan infrastruktur.

READ  Dikhawatirkan Rencana Proyek Turki Bisa Hancurkan Leuser

“Sebagai pusat pertumbuhan di Aceh yang rentan dieksploitasi sumber daya alamnya, sangat penting untuk memastikan fungsi ekosistem tetap terlindungi dan terjaga sehingga ketersediaan air, keamanan pangan, ketahanan iklim dan kelestarian keanekaragaman hayati tetap terjaga dalam jangka panjang,” kata Program Manager WWF-Indonesia Program Sumatera Bagian Utara, Dede Suhendra.

Lansekap PJT kaya akan keanekaragaman hayati dan potensi sumber daya alam yang melimpah, seperti terdapat hutan mangrove terluas di Sumatera yang mencapai 23 ribu hektar dan Danau Laut Tawar yang merupakan danau terluas di Aceh. Kawasan tersebut merupakan rumah bagi satwa-satwa langka yang saat ini terancam punah seperti Gajah Sumatera (Elephas maximus), Harimau Sumatera (Panthera tigris), Badak Sumatera (Dicerorinus sumatranus) dan Orangutan (Pongo abelii).

 

Dalam implementasinya, program SRJS Aceh fokus pada lima strategi, yaitu mendorong adanya pengelolaan hutan yang lestari, mendorong perusahaan perkebunan kelapa sawit dan Hutan Tanaman Industri mengelola Hutan Bernilai Konservasi Tinggi (HCVF), mendorong perlindungan sungai dengan pengelolaan kegiatan tambang yang tidak merusak, mendorong pencegahan dan penegakkan hukum terhadap kejahatan lingkungan dan serta memastikan tersambungnya kembali jalur lintasan satwa yang terputus di luar kawasan hutan.

Selain Aceh, program SRJS dilaksanakan juga di Lansekap Bulungan, Kalimantan Utara, dan Yapen Waropen di Papua.

 

 

SUMBER : HarianAceh.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Enable Notifications    Ok No thanks